Jumat, 18 Mei 2012

Sendiri.

Sendiri.


Menurut kamus Bahasa Indonesia, sendiri berarti seorang diri, tidak bersama orang lain, terpisah dari yang lain, dan terasing. Lalu apakah benar sendiri itu benar-benar sendiri ? Benarkah ia terasing? Atau benar-benar terpisah?

Keadaan 'sendiri' bisa terjadi karena dua pilihan, yakni atas dasar faktor internal dan eksternal. Faktor internal berarti kemauan yang datang dari hati dan pikiran individu itu sendiri. Hal ini bisa terjadi bila seseorang tersebut merasa tidak nyaman dengan lingkungan yang bising. Bising bisa berarti 'mengganggu', 'menyakiti', ataupun 'merusak'. Bisa juga karena faktor kesukaan individu tersebut, semacam introvert. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar lingkup diri seseorang. Banyak faktor eksternal yang bisa disebutkan, seperti berakhirnya sebuah hubungan, diasingkan oleh lingkungan yang tak menerimanya, ataupun karena situasi dan kondisi yang menyebabkan "secara paksa" seseorang menjadi sendiri. Sebut saja 'disaster'. 

Secara sekilas, keadaan 'sendiri' terlihat tidak menyenangkan. Bahkan beberapa orang mengatakan hal ini sebagai kondisi yang 'menyedihkan'. Well, is that true??

Menyedihkan karena keadaan 'sendiri' tak bisa berbagi hal-hal nyata. Menyakitkan karena 'keadaan sendiri' terasa diasingkan dari lingkup yang besar. Lalu jika ini benar-benar berarti menyedihkan dan menyakitkan, kenapa keadaan ini 'diciptakan'?

Tuhan membuat segalanya lengkap dengan sisi negatif dan positif, saling mengisi satu sama lain. Begitu juga dengan 'sendiri'. Keadaan 'menyedihkan' dan 'menyakitkan' hanya sebagian dari sisi negatifnya. Bagaimana dengan sisi positifnya?

Lihatlah...

  • Siapa bilang kau tak bisa berbagi? Bahkan kau bisa berbagi segalanya dengan Tuhanmu :) . Ironinya, seseorang sering mengingat Tuhannya kala 'ramai' dan bukan saat 'sendiri'. Keadaan 'sendiri' akan lebih mengkhusyukkan 'obrolan' seseorang dengan Tuhannya.
  • Menikmati alur hidup. Setiap orang memiliki jalan hidup lengkap dengan aturan dan kebiasaannya masing-masing. Hal inilah yang memungkinkan seseorang mengalami masalah dalam hubungan sosial dan pribadinya dengan individu lain dan lingkungan sekitar. Kau tak mungkin memaksakan hal favoritmu kepada orang lain. Hidup itu singkat, men! Do what u love, and do it often. Life is simple! Kenapa harus menunggu yang lain kalau kau bisa melakukannya sendiri?
  • Introspeksi diri. Tak bisa dipungkiri, manusia adalah makhluk sosial yang sangat bisa terpengaruh oleh keadaan sekitar. Mungkin saja toh, saat kau bersama-sama dengan yang lain, kau melakukan sesuatu yang salah. Keadaan 'sendiri' adalah waktu yang tepat untuk menjernihkan pikiran, memfokuskan visi dan misi tanpa terpengaruh oleh yang lain. Eits! Tapi kau tak bisa sendiri dari Tuhanmu, berbincanglah denganNYA dan kau akan menemukan yang terbaik. :)
Seseorang mungkin bisa terasingkan oleh sekitarnya dan disakiti oleh sesamanya. Tetapi ia tidak akan ditinggalkan sendiri oleh Tuhannya. Bila ia merasa benar-benar 'sendiri', maka pernyataan ini seratus persen salah. Bagaimana ia bisa berkata sendiri sedangkan ia masih bisa bernafas dan berpikir? Mendekatkan diri kepadaNYA maka kau takkan pernah merasa 'sendiri'. :)



sedang sendirian di kamar ayah, 19 Mei 2012