Rabu, 24 November 2010

masih di asrama, *curhat

khayalan ini mengantarkanku dalam sebuah pesona permainan rasa yang tak pernah kurasakan sebelumnya
sorot mata itu menjadi titik awal ku melangkah
menjadikannya sebuah inspirator dalam jiwa yang sepi
jam pasir terus berputar, begitupun sang rembulan, berganti dari sabit ke purnama
gersangnya ladang ilmu menjelma sebagai saksi bisu di setiap tragedi
siapa aku, siapa dia, dan siapa mereka
kunikmati setiap celah keramaian orang-orang bahasa dan seni, begitu mereka menyebutnya
entah apa yang merasuk dalam ruh ini hingga banyak yang menyalah artikan maksud hati
belum ku dapat jawaban yang sesungguhnya
mungkin nanti, besok, atau lusa
kubiarkan sang waktu menyimpan rahasia
aku tak pernah khawatir
sebab, Dia Yang Diatas tahu apa yang baik dan apa yang buruk untukku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar